Minggu, 15 Mei 2016

Standar Ganda

Berbuat standar ganda itu bukan saja kebiasaan dia tapi juga perilakumu. Hanya mungkin kau tak merasa atau memang sengaja tak mau merasa.

Atas nama keutuhan NKRI kau menantang "perang" saudaramu yang ingin menegakkan syari'ah. Di setiap mimbar kau mencelanya. Berbagai tuduhan kau sematkan di setiap tulisan, begitu juga dengan stigma yang kerap kau gembar-gemborkan.

Sementara bila palu-arit bergentayangan kau bungkam, matamu memejam dan tanganmu melumpuh tuk mengangkat pedang. Bahkan kau membelanya dengan menyebutnya hanya sebuah ekspresi dari perlawanan atas ketidak adilan. 

Kau bilang PKI telah mati. Sadarkah kau bahwa sesuatu yang mati kemudian bangkit lagi adalah zombie. Zombie yang haus darah setiap lawannya dan akan melumat Pancasila.
Pada PKI yang nyata kejam kau membuka tangan sedang pada pejuang syari'ah dengan damai kau menerjang.

Kamis, 21 Januari 2016

Engkaukah Muti'ah



Fatimah ingin segera menemui wanita itu. Ia ingin mengetahui kehidupan dan kepribadiannya hingga menjadi istimewa diantara wanita lainnya. Penasarannya yang membuncah membawanya bertamu ke rumahnya. Diajaklah Hasan, anak lelakinya untuk menemani. 

“Waalaikum salam, siapa di luar?” suara wanita bertanya dari dalam rumah setelah ia memberi salam.

“Saya Fatimah binti Muhammad.” Fatimah memperkenalkan diri.

Sebentar kemudian daun pintu terbuka. Seorang wanita dari dalam rumah.

“Kamu datang bersama siapa?”

“Ini Hasan, anakku.”

“Suami saya tidak di rumah. Jadi saya tidak boleh menerima tamu laki-laki termasuk anakmu.. Masuklah kau sendiri, biarkan anakmu di luar.”

Fatimah terdiam, kini ia tahu siapa wanita di depannya. Dialah Muti’ah yang katakan ayahnya Muhammad saw sebagai wanita yang akan masuk surge pertama kali. Wanita yang menjaga dirinya dari lelaki selain suaminya. Tak membiarkan apalagi mengundang lelaki lain menginjak pelataran rumahnya. Sikap inilah yang menjadikannya istimewa dihadapan Allah, Rasulullah, suaminya dan seluruh manusia.