Senin, 02 Maret 2015




Pemilihan Ketua KGRI Bluto Berlangsung Panas

                                                          (Suasana penghitungan suara)

A
lotnya pemilihan ketua tidak hanya  terjadi pada pemilihan ketua DPR ataupun  ketua umum patai saja, namun juga dirasakan dalam pemilihan ketua Koperasi Guru Republik Indonesia (KGRI) Bluto. Sucipto terpilih menjadi ketua setelah memperoleh suara terbanyak diantara tiga calon lainnya.

Pemilihan pengurus KGRI Bluto masa bakti 2015-2017 dilaksanakan bersamaan dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Rapat Anggota Rencana Kerja/Rencana Anggaran Pendapatan  dan Belanja (RK/RAPB) tahun buku 2015 pada Sabtu, 28/02 di Aula KPRI Bluto.

Rapat dibuka oleh Kepala UPT. Pendidikan Kec. Bluto, Sri Idarianingsih pada pukul 10.00 wib. Laporang pertanggung jawaban pengurus dan pengawas serta neraca tahun buku 2014 diterima oleh anggota. Pengesahan RK/RAPB tahun 2015 juga dengan cepat disetujui anggota dengan beberapa penyesuaian dibandingkan tahun sebelumnya.

RAT dilanjutkan dengan pemilihan ketua KGRI. Formatir yang terbentuk menjaring bakal calon (balon) yang berasal dari pengurus demisioner dan anggota. Ada dua nama yang diusulkan anggota rapat dari pengurus demisioner yaitu Amsijo dan Sucipto. Sedangkan dari unsur anggota muncul tiga calon yaitu Jamari, Moh. Anwar, dan Zaili.

Suasana rapat berubah panas saat Jamari sebagai ketua tim formatir membacakan tatib pemilihan ketua KGRI yang salah satunya isinya membatasi balon dari unsur pengurus demisioner hanya seorang. Dengan tatib seperti itu konsekuensinya harus ada satu balon dari pengurus yang tidak masuk balon.

Sebagian anggota tidak bisa menerima tatib yang akan membuang salah satu balon tersebut. Hujan interupsi mewarnai jalannya pemilihan yang diikuti oleh hampir seluruh anggota. 

Ketika suasana tak karuan, Sucipto maju kedepan lalu menyatakan tidak bersedia dicalonkan menjadi ketua. Keputusan Sucipto memancing emosi pendukungnya yang menginginkan dirinya tetap maju menjadi ketua. Pekikan dukungan anggota muncul dari berbagai sudut ruangan. Mereka menyerukan agar Sucipto terus maju dan merubah tatib.

Dewan pengawas turun tangan memberi penjelasan asbabunnuzul tatib yang bikin ricuh itu. Namun, ketegangan belum juga redam. Ketua formatir akhirnya memilih menerobos tatib karena kuasa tertinggi dalam koperasi adalah rapat anggota.

Dua pengurus demisioner akhirnya maju menjadi calon ketua bersama dua calon dari anggota. Sedang Jamari tidak bersedia dicalonkan karena merasa tidak siap dan belum punya pengalaman dalam kepengurusan koperasi. Dengan begitu ada empat calon yang akan dipilih menjadi ketua.

Pemilihan dilaksanakan dengan voting tertutup. Saat surat suara disebar, pendukung salah satu calon bergerilya mencari dukungan. Tak perlu waktu lama, surat suara kemudian sudah terkumpul dan siap dihitung. 

Suara untuk Sucipto pertama kali dibacakan oleh tim. Sucipto terus memimpin perolehan suara hingga surat suara penutup juga untuk Sucipto. Tepuk tangan dari anggota menyambut suara terakhir yang sudah menandakan terpilihnya mantan pengurus bidang USP itu.

Dalam pemilihan pengurus untuk masa jabatan dua tahun itu masing-masing calon mendapat suara; H. Amsijo 50, Sucipto 98, Zaili 4,  dan Moh. Anwar 5.  Ada 15 suara yang dinyatakan tidak sah karena memilih dua calon dan ada pula yang memilih Bu Sri Idarianingsih, padahal dia tidak mencalonkan.

Ketua terpilih langsung memimpin tim formatir  untuk melengkapi susunan pengurus. Tampaknya tim juga tidak mudah menyusun pengurus, hal ini dibuktikan dengan lamanya waktu yang mereka habiskan untuk merampungkan susunan pengurus.

Setelah lima puluh menit berunding, tim formatir berhasil menetapkan pengurus dan pengawas masa bakti 2015-2017. 

Ketua Sucipto, Sekretaris Judi, Sujono Bendahara, dan Moh. Anwar USP. Sedang mantan ketua H. Amsijo di daulat menjadi pengawas didampingi Sujono.