Jumat, 23 Oktober 2015

Hukum Menerobos Lampu Merah




Muslim yang taat akan mematuhi peraturan (Syari’ah) yang ditetapkan dalam Al-Qur’an, Hadist. Setiap perintah akan dikerjakan dan segala larangan akan dijauhinya. Bagaimana dengan peraturan pemerintah yang tidak termaktub dalam dua sumber hukum Islam, haruskah seorang muslim mematuhinya atau mengabaikannya?

Nahdlor Tsanai, Dewan Pengawas Syari’ah LAZ Sidogiri menukil pendapat ulama membagi peraturan pemerintah menjadi dua yaitu; peraturan yang berkaitan dengan kemaslahatan umum dan yang tidak berkaitan dengan kemaslahatan umum.

Terhadap peraturan yang dibuat untuk menjaga kemaslahatan umum, seorang muslim wajib mematuhinya lahir dan batin. Sedangkan peraturan yang disusun tidak untuk kemaslahatan umum, seorang muslim wajib mematuhinya secara lahir saja.

Wajib lahir batin mengandung konsekuensi dosa jika tidak mematuhinya, sedangkan kewajiban lahir saja tidak menyebabkan berdosa apabila melanggarnya.

Peraturan tata tertib berlalu lintas dibuat untuk menjaga kemaslahatan umum. Melanggarnya akan mengakibatkan kecelakaan bagi dirinya dan orang lain. Oleh karenanya menerobos lampu merah hukumnya haram.

Kamis, 02 April 2015

Selfi Story; Pengin SmartPhone





Sekilas tak ada yang istimewa dalam foto ini, hanya gambar seorang lelaki ganteng (kata istriku dengan terpaksa), memkai kopiah putih memegang nota belanja. Namun jika membaca tulisan ini, kamu akan menemukan semangat jihad (baca; juang atau sungguh-sungguh, bukan iihadnya ala ISIS) di balik terciptanya foto ini. Diantara foto-foto selfie saya, foto inilah yang diambil dengan tujuan agung (haddew …)

Halaman rumah masih tampak samar karena lampu sudah dimatikan sedang matahari belum memberi penuh cahayanya. Saya buka laptop yang semalaman tergeletak di meja.  Saya akan bersama laptop seharian pikirku. Hari ini (3 April 2015) libur nasional sehingga saya punya waktu banyak untuk menyelesaikan pembuatan laporan yang selalu tertunda.

Menunggu windows loading, saya ambil smartphone di samping laptop yang iri jika dicuekin. Sinyal threegee penuh merayuku untuk berpetualang di dunia maya. Eman-eman bila tidak dimanfaatkan, sinyal threegee tidak selalu bagus di area rumahku. Sekali penuh langsung saya sambar tanpa nunggu waktu lagi.

Serti biasa, halaman fesbuk menjadi pilihan pertama yang saya kunjungi saat saya berselancar di internet. Sejak kemunculannya fesbuk membuat ketagihan para pengunjungnya, tak terkecuali saya yang sejak tujuh tahun lalu menjadi tamu setianya. Ngga’ afdal  rasanya bila membuka web tanpa tahu kabar teman-teman melalui status yang mereka kirimkan.

Beberapa saat saya menyisir status-status yang muncul di layar. Berbagai emosi terekam di sana; lagi kasmaran, galau, kegirangan, jenaka, dan macam-macam lagi.  Gulunganku berhenti pada postingan ukhti #Rena puspa yang mengupload tulisan blognya  “Happy mom: Selfie Story – Foto Bareng Teh Ninih.” Nama Teh Ninih dalam judul ini memaksaku untuk menelusuri blog ini.

Kisah foto selfie  di blog Rena ini ditulis untuk mengikuti lomba “Selfie Story bersama smartfren” yang diadakan oleh www.emakgaoel.com. Sayapun terseret ke halaman yang telah berumur enam tahun ini.

Selama ini saya belum pernah ikutan lomba menulis ataupun lomba blog. Iginnya sih, bertubi-tubi untuk mengikuti lomba menulis, tapi karena masih belum bisa menulis dengan baik keinginan itu hanya sebatas impian belum menjadi kenyataan. Blog yang dibuat juga kosog melompong hanya berisi beberapa tulisan. Bahkan sampai satu tahun blog saya tidak pernah mengupload tulisan atau gambar. Nah ketika Emak Gaul ngadain lomba menulis dengan tema ringan seperti ini saya termotivasi untuk ambil bagian.

Karena sudah ada minat ikutan lomba, saya terusin baca halaman yang baru pindah ke dot com ini. Apalagi setelah tahu hadiahnya adalah Windows Phone Ascend W1 jadilah semangatnya bertubi-tubi. Saya membayangkan Ascend itu ada ditangan saya diberikan gratis oleh smartfren. Gratisnya itu lah yang bikin eh …

Pokoknya, harus ikut!

“Hhha …!” tak sadar aku bergumam dibarengi alis yang merengut setelah membaca “Lomba berlangsung tanggal 4 Maret – 4 April 2015.” dalam ketentuan-ketentuan lomba. Tulisan ini membuatku terperangah. Sekarang tanggal 3 April  berarti besok lomba ini sudah berakhir batinku.

Tersisa satu hari untuk mencari foto, menulis kisah dibalik foto, mengirimkan, dan melakukan semua persyaratan dalam lomba ini. Apakah ini bisa? “You are what you think, you can  if you think you can” kalimat ini meyakinkanku untuk ikut lomba ini walaupun saya tak tahu siapa yang mengucapkan kalimat ini untuk pertama kalinya.

Tekadku sudah bulat. Saya ambil pensil dan kertas yang ada tak jauh dari tempat saya duduk untuk menuliskan semua persyaratan yang harus dilakukan dalam lomba ini. Ternyata kertas yang saya ambil adalah nota belanja istri saya kemarin. Saya tuliskan semua persyaratan itu di balik secarik nota dengan pensil yang kugenggam.

Saatnya memilih foto selfie yang tersimpan dalam folder komputer ataupun dalam kartu memory. Inginnya memilih foto yang pernah diupload ke facebook melalui modem smartfren beberapa waktu lalu, tapi tak ada foto yang menyimpan cerita dengan kesan mendalam. Semua foto itu biasa saja tak da kenangan yang berbicara. Kemudian saya berfikir untuk mengambil foto sekarang juga. Tentu foto ini akan menjadi beda karena diambil dengan memiliki tujuan yaitu mengikuti lomba.

Segera saya menuju kamar mandi untuk membasuh muka karena akan segera di rekam kamera dan akan disebarkan di jagat maya. Ku siramkan air di wajah dan saat akan kusudahi raupan wajahku, saya teringat lebih baik jika saya sempurnakan dengan mengambil wudlu saja. Dengan berwudlu saya mendapat pahala dan setiap tetes air wudlu akan menjadi malaikat yang memohon ampunan bagi saya.

Al-hamdulillah karena ingin mengikuti lomba “selfie story” ini, saya berwudlu di pagi hari. Sisa air wudlu itu masih terus menetes saat saya keluar dari kamar mandi. Saya raih handuk yang menggantung untuk mengelap tetesan itu, kembali ku ingat cerita ustadz bahwa Nabi saw, tak mengelap wajahnya setelah ambil air wudlu. Maka kubiarkan wajahku berhias butiran air dalam foto selfie ini.

Nota dalam genggaman menjadi saksi iktiarku untuk mengikuti lomba ini. Setelah ikhtiar sempurna kupasrahkan semua pada yang kuasa mengambil keputusan.


Ingin ikutan ayo segera meluncur ke ;

Senin, 02 Maret 2015




Pemilihan Ketua KGRI Bluto Berlangsung Panas

                                                          (Suasana penghitungan suara)

A
lotnya pemilihan ketua tidak hanya  terjadi pada pemilihan ketua DPR ataupun  ketua umum patai saja, namun juga dirasakan dalam pemilihan ketua Koperasi Guru Republik Indonesia (KGRI) Bluto. Sucipto terpilih menjadi ketua setelah memperoleh suara terbanyak diantara tiga calon lainnya.

Pemilihan pengurus KGRI Bluto masa bakti 2015-2017 dilaksanakan bersamaan dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Rapat Anggota Rencana Kerja/Rencana Anggaran Pendapatan  dan Belanja (RK/RAPB) tahun buku 2015 pada Sabtu, 28/02 di Aula KPRI Bluto.

Rapat dibuka oleh Kepala UPT. Pendidikan Kec. Bluto, Sri Idarianingsih pada pukul 10.00 wib. Laporang pertanggung jawaban pengurus dan pengawas serta neraca tahun buku 2014 diterima oleh anggota. Pengesahan RK/RAPB tahun 2015 juga dengan cepat disetujui anggota dengan beberapa penyesuaian dibandingkan tahun sebelumnya.

RAT dilanjutkan dengan pemilihan ketua KGRI. Formatir yang terbentuk menjaring bakal calon (balon) yang berasal dari pengurus demisioner dan anggota. Ada dua nama yang diusulkan anggota rapat dari pengurus demisioner yaitu Amsijo dan Sucipto. Sedangkan dari unsur anggota muncul tiga calon yaitu Jamari, Moh. Anwar, dan Zaili.

Suasana rapat berubah panas saat Jamari sebagai ketua tim formatir membacakan tatib pemilihan ketua KGRI yang salah satunya isinya membatasi balon dari unsur pengurus demisioner hanya seorang. Dengan tatib seperti itu konsekuensinya harus ada satu balon dari pengurus yang tidak masuk balon.

Sebagian anggota tidak bisa menerima tatib yang akan membuang salah satu balon tersebut. Hujan interupsi mewarnai jalannya pemilihan yang diikuti oleh hampir seluruh anggota. 

Ketika suasana tak karuan, Sucipto maju kedepan lalu menyatakan tidak bersedia dicalonkan menjadi ketua. Keputusan Sucipto memancing emosi pendukungnya yang menginginkan dirinya tetap maju menjadi ketua. Pekikan dukungan anggota muncul dari berbagai sudut ruangan. Mereka menyerukan agar Sucipto terus maju dan merubah tatib.

Dewan pengawas turun tangan memberi penjelasan asbabunnuzul tatib yang bikin ricuh itu. Namun, ketegangan belum juga redam. Ketua formatir akhirnya memilih menerobos tatib karena kuasa tertinggi dalam koperasi adalah rapat anggota.

Dua pengurus demisioner akhirnya maju menjadi calon ketua bersama dua calon dari anggota. Sedang Jamari tidak bersedia dicalonkan karena merasa tidak siap dan belum punya pengalaman dalam kepengurusan koperasi. Dengan begitu ada empat calon yang akan dipilih menjadi ketua.

Pemilihan dilaksanakan dengan voting tertutup. Saat surat suara disebar, pendukung salah satu calon bergerilya mencari dukungan. Tak perlu waktu lama, surat suara kemudian sudah terkumpul dan siap dihitung. 

Suara untuk Sucipto pertama kali dibacakan oleh tim. Sucipto terus memimpin perolehan suara hingga surat suara penutup juga untuk Sucipto. Tepuk tangan dari anggota menyambut suara terakhir yang sudah menandakan terpilihnya mantan pengurus bidang USP itu.

Dalam pemilihan pengurus untuk masa jabatan dua tahun itu masing-masing calon mendapat suara; H. Amsijo 50, Sucipto 98, Zaili 4,  dan Moh. Anwar 5.  Ada 15 suara yang dinyatakan tidak sah karena memilih dua calon dan ada pula yang memilih Bu Sri Idarianingsih, padahal dia tidak mencalonkan.

Ketua terpilih langsung memimpin tim formatir  untuk melengkapi susunan pengurus. Tampaknya tim juga tidak mudah menyusun pengurus, hal ini dibuktikan dengan lamanya waktu yang mereka habiskan untuk merampungkan susunan pengurus.

Setelah lima puluh menit berunding, tim formatir berhasil menetapkan pengurus dan pengawas masa bakti 2015-2017. 

Ketua Sucipto, Sekretaris Judi, Sujono Bendahara, dan Moh. Anwar USP. Sedang mantan ketua H. Amsijo di daulat menjadi pengawas didampingi Sujono.